Jumat, 07 September 2012
Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam Sejahtera untuk kita semua.....
Marilah
kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat
berkumpul ditempat ini dan di hari yang cerah ini. Sholawat
dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya sehingga curahan rahmat dan syafaatnya sampai kepada kita
selaku pengikutnya yang setia.
Amin yaa robbal alamin
Saya
ucapkan banyak terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada
saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Peran Pemuda Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Iptek”
Yang Terhormat Ibu Dosen, Margaretha.
Dan Teman-teman yang saya sayangi.
Sesungguhnya
pemuda bukan sekedar bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Akan
tetapi, pemuda merupakan agent of change (agen perubah) dan agent of
social control (agen kontrol sosial). Dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari
setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa
pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan
penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu.
Sejarah
telah membuktikan, bahwa diberbagai belahan dunia, perubahan sosial
politik menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, tak
hanya mata air, tapi juga hulu, hilir sampai muara, bahkan pemuda
sebagai air atau sumber energi perubahan. Tak tanggung-tanggung pemimpin
seperti Bung Karno (Presiden RI Pertama) mengungkapkan kata-kata
pengobar semangat “ Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan
dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia pasti berubah”.
Sejak era reformasi bergulir tahun 1998, dimana pemuda juga punya peran luar biasa. Banyak orang kecewa karena reformasi tidak jadi katalisator proses pencerahan kehidupan berbangsa dan bernegara, malah sebaliknya. Sekarang pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik, dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial dan intelektual pencerahan dalam peningkatan keilmuan, sehingga kemandirian pemuda saat ini sangat sulit berkembangan dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Sejak era reformasi bergulir tahun 1998, dimana pemuda juga punya peran luar biasa. Banyak orang kecewa karena reformasi tidak jadi katalisator proses pencerahan kehidupan berbangsa dan bernegara, malah sebaliknya. Sekarang pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik, dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial dan intelektual pencerahan dalam peningkatan keilmuan, sehingga kemandirian pemuda saat ini sangat sulit berkembangan dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Menyikapi
hal tersebut, menunjukkan bahwa peran pemuda Indonesia mulai menghadapi
degradasi dalam sepak terjangnya. Suasana perkembangan IPTEK yang terus
mengalami loncatan spektakuler membuat pemuda seakan hanyut didalamnya.
Pemuda Indonesia saat ini hanya bisa menikmati hasil inovasi riset yang
dilakukan oleh bangsa lain, bahkan dalam pergerakannya hanya bersifat
sebagai otokritik tanpa suatu solutif dalam menyikapi berbagai
perkembangan IPTEK. Arus Globalisasi IPTEK yang makin deras menghunjam
setiap sektor kerja, membuat pemuda Indonesia seakan tidak bergeming
untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Harapan dan cita-cita pemuda hanya
berupa belajar, mendapat nilai, titel dan ijazah, dan selanjutnya
mencari kerja. Demikian kondisi dilematis yang dihadapi pemuda Indonesia
saat ini. Jika kondisi pemuda Indonesia demikian adanya, maka cita-cita
bangsa akan hanya berada pada titik nadir tertentu.
Kita mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam berbagai sektor.
Selanjutnya, disadari bahwa perkembangan IPTEK telah banyak membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan umat manusia di dunia. Namun bersamaan dengan itu pula, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini, telah melahirkan tuntutan dan kesadaran baru akan pentingnya landasan etika dan dimensi spiritualitas serta moralitas dalam pengalaman pembangunan dibanyak negara maju. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut, juga ditandai dengan berkembangnya sikap dan gaya hidup global yang glamour.
Kita mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam berbagai sektor.
Selanjutnya, disadari bahwa perkembangan IPTEK telah banyak membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan umat manusia di dunia. Namun bersamaan dengan itu pula, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini, telah melahirkan tuntutan dan kesadaran baru akan pentingnya landasan etika dan dimensi spiritualitas serta moralitas dalam pengalaman pembangunan dibanyak negara maju. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut, juga ditandai dengan berkembangnya sikap dan gaya hidup global yang glamour.
Maka
untuk menghadapi perkembangan IPTEK yang dahsyat tersebut, sangatlah
penting bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari
segi Iman dan Takwa (IMTAK) maupun IPTEK dengan berpegang teguh pada
nilai-nilai budaya bangsa maupun agama. Karena dengan bermodalkan IMTAK
dan IPTEK, maka pemuda Indonesia dapat diharapkan berperan di garis
depan dalam upaya pengembangan IPTEK dan perdamaian serta pembangunan
yang merata dan berkeadilan secara berkesinambungan di muka bumi. Pemuda
Indonesia harus menjadi pilar dan teladan dalam landasan moral, etika
dan spiritual masyarakat dan bangsa dalam melaksanakan pembangunan
nasionalnya.
Pengalaman telah membuktikan, bahwa penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan IPTEK yang tidak didasari oleh moralitas, etika dan spiritualitas, akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran.
Pengalaman telah membuktikan, bahwa penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan IPTEK yang tidak didasari oleh moralitas, etika dan spiritualitas, akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran.
Pesan
dari saya, para pemuda Indonesia harus senantiasa berada didalam jalur
nilai-nilai kemanusian dan keagamaan yang luhur. Sehingga dengan
menciptakan kewirausahaan dalam pembangunan dan meningkatkan pengetahuan
tentang ilmu dan teknologi, serta menumbuh kembangkan jiwa kepeloporan,
daya pikir, inovasi, kreativitas dalam mempersiapkan diri menjadi
pemimpin masa depan akan melahirkan generasi yang profesionalis dan
amanah.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih, akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.
0 komentar:
Posting Komentar